Taliban
Afghanistan menyatakan akan segera melancarkan gelombang serangan baru
dan memperingatkan bahwa target serangan tersebut bermacam-macam.
Reuters
(30/4) melaporkan, Taliban dalam pernyataannya menyebutkan "Serangan
akan difokuskan terhadap pusat-pusat militer, tempat-tempat pertemuan,
pangkalan udara, konvoi amunisi dan logistik militer asing di seluruh
penjuru Afghanistan.
Taliban
menyebut operasi barunya itu dengan nama "Operasi Badr" yang juga akan
mencakup serangan terhadap para pejabat tinggi Afghanistan termasuk
Presiden Hamid Karzai dan menhan, anggota parlemen, walikota, serta
pemilik perusahaan lokal yang bekerjasama dengan pihak asing.
Taliban
memperingatkan warga Afghanistan untuk menjauh dari tempat-tempat
konsentrasi, konvoi dan "pusat-pusat musuh" agar tidak menjadi mangsa
serangan.
Dalam
hal ini panglima pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bahwa
pihaknya telah mengupayakan antisipasi kekerasan yang telah dilakukan
selama sepekan namun tidak berhasil.
Sebelumnya
pada 15 April lalu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton,
memperingatkan peningkatan kekerasan dan serangan dari milisi Taliban.
Para analis menilai pernyataan Clinton itu dalam rangka menjustifikasi
perpanjangan kehadiran pasukan asing di Afghanistan. Berdasarkan jadwal,
pasukan Amerika Serikat akan ditarik mundur pada bulan Juli mendatang.
Kehadiran
150.000 pasukan asing di Afghanistan ternyata justru tidak membantu
mewujudkan keamanan dan stabilitas di negeri itu. Bahkan angka serangan
teror dan kekerasan di Afghanistan telah mencapai rekornya pada tahun
2010.
Kementerian
Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) dalam laporannya beberapa waktu
lalu menyebutkan bahwa dengan penambahan 30.000 personil militer AS ke
Afghanistan keamanan di negeri itu tetap rapuh.
Dibandingkan
pada 2009, Washington telah meningkatkan jumlah pasukannya tiga kali
lipat. Obama telah berjanji memulai penarikan pasukan pada bulan Juli
namun kemudian menegaskan bahwa kehadiran pasukan AS akan dipertahankan
hingga tahun 2014.
Sumber: Irib